Atmosfer

6 Jenis Bencana Meteorologi

March 19th, 2022

Menurut United Nations Office for Disaster Risk Reduction atau UNDRR, Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia maupun dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan. Bencana dapat berasal dari faktor alam, manusia, maupun kombinasi dari keduanya. Bencana meteorologis adalah bencana alam yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologis, seperti suhu udara, kecepatan angin, maupun curah hujan yang dapat menimbulkan berbagai kerugian. Bencana meteorologis dapat berupa sebagai berikut:

Siklon Tropis

Typhoon, tropical cyclone, dan hurricane merupakan 3 istilah yang digunakan pada fenomena hidrometeorologis yang sama, yaitu pusaran badai tropis yang terbentuk di atas lautan. Fenomena ini ditandai dengan adanya pusat bertekanan rendah, angin kencang melebihi 119 kilometer per jam, hujan deras dan badai petir.

bencana meteorologi-siklon, servicemasterrestore

Sumber: servicemasterrestore.com

Kondisi Pembentuk Siklon

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan terbentuknya siklon tropis. Kondisi-kondisi ini mencakup:

  • Sea surface temperature (SST) minimal 26.5°C .
  • Jarak yang cukup dari khatulistiwa sehingga terpengaruh gaya Coriolis secara siginifkan, biasanya setidaknya 483 km (300 mil).
  • Adanya kandungan uap air yang cukup pada troposfer menengah.
  • Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus.
  • Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar.

Tahapan Pembentukan Siklon

Proses pembentukan sikon tropis berlangsung dalam tahapan yang relatif panjang dan dapat mencapai berminggu-minggu lamanya. Pada umumnya, siklon tropis memiliki tahap pertumbuhan sebagai berikut:

  1. Gangguan Tropis\

Siklon tropis masih berupa kumpulan dari sistem hujan badai (thunderstorm) dengan isobar (garis yang menyatakan tekanan udara yang sama) sedikit melengkung. Kecepatan angin masih kurang dari 20 knot. 2. Depresi Tropis\ Pada tahap ini, sistem hujan badai akan mulai mendekat dan memiliki satu isobar tertutup. Kecepatan angin antara 20-34 knot. 3. Badai Tropis\ Badai tropis akan mulai berotasi berlawanan arah jarum jam di BBU atau searah jarum jam di BBS. Terdapat dua isobar tertutup dan kecepatan angin berkisar antara 35-64 knot. Pada tahap ini, otoritas meteorologi setempat akan mulai menamai gangguan cuaca tersebut. 4. Siklon Tropis\ Sebuah badai tropis dinyatakan sebagai siklon tropis apabila telah memiliki minimal tiga isobar tertutup dengan kecepatan angin melebihi 64 knot (119 km/jam). Pada tahap ini, siklon telah memiliki “mata” atau bagian yang bebas dari awan pada pusat siklon. Mata siklon dapat terbentuk karena kesimbangan antara gaya coriolis dengan gaya gradien tekanan.

Skala Saffir-Simpson

Meskipun siklon tropis hampir selalu terbentuk di lautan, siklon tropis akan menyebabkan banyak kerusakan di wilayah pesisir pantai akibat gelombang badai (storm surge) yang menghantam pantai. Siklon tropis dapat diklasifikasikan menggunakan skala Saffir-Simpson. Skala ini menggunakan kecepatan angin sebagai parameter utamanya yang dapat menggambarkan potensi kerusakan yang mungkin ditimbulkan.

  • Kategori 1, 64-82 knot (119–153 km/h)
  • Kategori 2, 83-95 knot (154–177 km/h)
  • Kategori 3, 96-112 knot (178–208 km/h)
  • Kategori 4, 113-136 knot (209–251 km/h)
  • Kategori 5, ≥137 knot (≥ 252 km/h)

Thunderstorm

Thunderstorm atau badai guntur adalah gangguan cuaca hebat yang seringkali dikaitkan dengan kilat, guntur, awan tebal, hujan lebat, dan angin kencang.

Pembentukan thunderstorm diawali dengan bergeraknya udara hangat dari lapisan terbawah atmosfer, yang seringkali disebut dengan updraft. Udara hangat yang bergerak naik ini menyebabkan air di permukaan menguap dan membawa kelembapannya ke atas sehingga membentuk awan vertikal. Awan yang terbentuk akibat updraft ini dapat mencapai 16 km tingginya.

Pada kondisi ini, langit akan mulai terlihat gelap seiring awan semakin tersaturasi oleh uap air. Selanjutnya, udara dingin dan kering dari lapisan atas atmosfer (downdraft) lalu menarik kelembapan ini ke bawah, menciptakan kandungan air turun sebagai air hujan.

Pada saat yang sama, muatan listrik mulai menumpuk pada partikel-partikel awan. Saat muatan listrik yang terkandung dalam awan mencapai titik tertentu, petir akan menyambar ke daratan. Petir memanaskan udara yang dilewatinya dengan sangat kuat dan cepat sehingga menghasilkan gelombang kejut dan suara keras yang kita dengar.

Tornado

bencana meteorologi-tornado, wikimedia commons

Sumber: Wikimedia Commons

Tornado merupakan fenomena terbentuknya kolom udara vertikal yang berputar dengan sangat kencang. Tornado dikenal di daratan Amerika Serikat sebagai salah satu fenomena hidrometeorologis yang sangat merusak. Fenomena ini banyak terbentuk di Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada) serta wilayah subtropis lainnya seperti Afrika bagian selatan, Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Tornado biasanya berlangsung singkat, namun dapat juga berlangsung selama beberapa jam. Tornado berputar sebagai gerakan siklonik. Tornado berputar berlawanan jam di BBU, dan sebaliknya di BBS.

Siklus Pembentukan Tornado

Tornado terbentuk ketika udara panas dan lembab bertabrakan dengan udara dingin dan kering. Massa udara dingin akan memaksa udara hangat yang pada umumnya memiliki densitas lebih rendah untuk bergerak naik, dan membentuk suatu gulungan vorteks udara horizontal pada prosesnya. Saat udara hangat naik ke atas udara yang lebih dingin, updraft yang terbentuk menyebabkan pipa vorteks udara terangkat dan berubah menjadi pusaran udara vertikal. Pada tahap inilah terbentuk tornado yang kita kenal.

Skala Fujita

Tornado dapat menimbulkan berbagai kerusakan di daratan. Umumnya tornado diklasifikasikan menurut potensi merusaknya menggunakan skala Fujita. Skala ini memiliki kategori dari F-0 hingga F-5. Semakin tinggi skala, maka semakin kuat dan semakin besar tingkat kerusakannya.

Kekeringan

Kekeringan adalah fenomena ketika terjadi kekurangan pasokan air yang berkepanjangan karena jumlah curah hujan, air permukaan, atau air tanah yang tersedia berada di bawah rata-rata normal. Kekeringan dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun. Fenomena ini berdampak sangat besar pada kehidupan masyarakat setempat, khususnya dalam aktivitas pertanian.

Jenis-jenis Kekeringan

  1. Meteorological, merupakan fenomena kekeringan yang terjadi ketika jumlah curah hujan yang turun pada suatu daerah kurang dari rata-rata curah hujan normal.
  2. Hydrological, terjadi ketika kurangnya curah hujan yang turun juga mempengaruhi suplai air pada bendungan, danau, sungai, dll.
  3. Agricultural, terjadi ketika fenomena kekeringan mempengaruhi aktivitas pertanian, seperti menggangu sistem irigasi.

Penyebab Kekeringan

  1. Berkurangnya curah hujan yang turun\

Rendahnya kandungan uap air di atmosfer mengakibatkan rendahnya presipitasi yang selanjutnya menyebabkan kekeringan. Sistem bertekanan tinggi juga mengurangi kelembapan yang ada di atmosfer. 2. Aktivitas manusia\ Aktivitas manusia, seperti deforestasi (dapat menyebabkan desertifikasi) dan pembagunan bendungan (mengurangi debit aliran sungai) juga menyebabkan kekeringan. 3. Perubahan Iklim\ Perubahan iklim mempengaruhi berbagai faktor yang terkait dengan kekeringan, seperti suhu yang lebih hangat, yang meningkatkan uap air di atmosfer dan penguapan.

Blizzard

bencana meteorologi-blizzard, unsplash

Blizzard merupakan sebuah kondisi cuaca ekstrem yang dicirikan oleh keadaan temperatur yang rendah dan angin sangat kencang (lebih dari 35 mil/jam) yang umumnya terjadi pada musim dingin. Kondisi yang terbentuk saat blizzard terjadi dapat sangat berbahaya, terutama untuk berkendara. Angin yang bertiup kencang membawa serta salju yang turun sehingga dapat menurunkan jarak pandang secara signifikan. Jalan dapat terhalang sebagian atau seluruhnya akibat tumpukan salju yang ada.

Banjir

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang paling sering terjadi dan paling merugikan masyarakat. Fenomena ini erat kaitannya dengan curah hujan tinggi akibat kondisi cuaca ekstrem seiring berlangsungnya perubahan iklim yang terjadi saat ini. Akan tetapi, curah hujan bukan merupakan satu-satunya faktor penyebab terjadinya banjir di suatu area. Pada wilayah wilayah metropolis yang sedang berkembang seperti Jakarta, infrastruktur sungai atau drainase kota yang buruk, penggundulan hutan di area sekitar, dan faktor-faktor lainnya juga turut berkontribusi secara signifikan terhadap terjadinya banjir.

Penyebab dan Jenis-jenis Banjir

Banjir dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis menurut penyebab terbentuknya.

  1. Banjir bandang (flash flood)\

Banjir bandang merupakan jenis banjir yang terjadi secara tiba-tiba ketika luapan air dengan volume yang besar menghantam sebuah daerah. Banjir jenis ini disebabkan karena terbentuknya volume air yang terbendung di daerah hulu. Saat bendung yang sebelumnya menahan air runtuh, volume air yang besar mengalir pada satu waktu. 2. Banjir rob\ Banjir rob terjadi ketika air laut membanjiri daerah pesisir di dekatnya. Fenomena ini seringkali dipengaruhi oleh fenomena siklonik seperti bergeraknya siklon tropis menuju pesisir yang menyebabkan naiknya muka air laut. Seiring dengan memanasnya suhu global, kenaikan muka air laut lebih sering terjadi dan mengancam daerah daerah rendah di pinggir lautan. 3. Banjir sungai\ Banjir sungai terjadi akibat curah hujan tinggi yang turun pada suatu daerah tangkapan air hujan yang luas. Volume air sungai lalu meningkat dan meluap ke dearah-daerah disekitarnya. 4. Banjir perkotaan\ Saat lahan-lahan yang sebelumnya ladang pertanian atau hutan dikonversi menjadi jalan, perumahan, atau infrastruktur terbangun lainnya, lahan tersebut kehilangan kemampuannya untuk menyerap air hujan. Banjir perkotaan terjadi ketika lahan yang ada tidak mampu menyerap dan sistem drainase perkotaan tidak mampu lagi mengalirkan air hujan yang turun sehingga menciptakan genangan.


Referensi:

  1. Ahrens, C. Donald., Henson, Robert. Meteorology Today. Cengage, 2013.
  2. Lutgens, Frederick K., et al. Earth Science. Pearson, 2014.
  3. Lutgens, Frederick K., et al. The Atmosphere: an Introduction to Meteorology. Pearson, 2013.
  4. Disaster. https://www.undrr.org/terminology/disaster
  5. Hurricane Development: From Birth to Maturity. http://www.hurricanescience.org/science/science/development/
  6. Proses Terbentuknya Siklon Tropis. http://tcwc.bmkg.go.id/siklon/learn/02/id
  7. Tornadoes, explained. https://www.nationalgeographic.com/environment/article/tornadoes
  8. Blizzards and snow drifts. https://www.metoffice.gov.uk/weather/learn-about/weather/types-of-weather/snow/blizzard
  9. Thunderstorm. https://www.britannica.com/science/thunderstorm

Foto sampul: Unsplash

Logo

Telusuri lebih jauh tentang manusia, lingkungannya, dan bumi yang kita pijak beserta bentang alamnya bersama Supergeografi!

© 2023 All rights reserved.