Model Transisi Demografi adalah sebuah model yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan-perubahan dalam statistik-statistik kependudukan seperti angka kelahiran, angka kematian, dan pertumbuhan penduduk seiring dengan berjalannya waktu. Model ini pada awalnya dibuat berdasarkan data-data statistik kependudukan negara-negara Amerika Utara dan Eropa dari waktu ke waktu.
Perubahan kependudukan menurut model ini dibagi menjadi 5 tahapan dengan karakteristik khususnya masing-masing. Pada mulanya, setiap negara di dunia berada pada sebuah fase di mana angka kematian dan kelahiran sama-sama tinggi. Selanjutnya angka kematian turun terlebih dahulu yang lalu disusul oleh penurunan angka kelahiran. Pada akhirnya, angka kematian dan kelahiran keduanya sama-sama rendah dan pertumbuhan penduduk stabil. Beberapa ahli juga berpendapat setelah kelahiran dan kematian sama-sama rendah, angka kelahiran bisa kembali naik atau juga menurun hingga menyebabkan penurunan jumlah penduduk.
Model ini digunakan untuk memprediksi struktur piramida penduduk yang mungkin terjadi pada suatu negara dan juga menjelaskan mengapa perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi.
Sumber: Our World in Data
Tahap 1: High Stationary
Sumber: Wikimedia Commons
Pada tahap pertama atau yang juga disebut masyarakat pre-industrial, Angka Kematian dan Angka Kelahiran keduanya sama-sama tinggi. Setiap negara di dunia berada pada masa ini hingga sekitar 200 tahun yang lalu di saat negara-negara Eropa mulai mengalami periode Revolusi Industri. Saat ini, sudah tidak ada negara yang masih berada pada tahap ini.
Angka Kelahiran pada masa ini cukup tinggi karena banyak anak diperlukan untuk mengurus lahan pertanian. Pada tahap ini, angka kematian yang tinggi dan berfluktuasi banyak disebabkan oleh bencana kelaparan, wabah penyakit, dan peperangan yang sering terjadi di negara-negara pada masa ini. Angka kematian bayi tinggi dan angka harapan hidup rendah akibat kurangnya teknologi dan tenaga kerja dalam fasilitas kesehatan.
Walaupun angka kelahiran tinggi, pertumbuhan penduduk biasanya sangat rendah pada tahap ini karena masyarakat dibatasi oleh ketersediaan pangan yang tersedia. Setiap fluktuasi tingkat kelahiran segera diimbangi dengan tingkat kematian.
Tahap 2: Early Expanding
Sumber: Wikimedia Commons
Pada tahap kedua atau yang disebut juga masyarakat early industrial, angka kematian pada masyarakat menurun secara signifikan sedangkan angka kelahiran masih tetap tinggi. Laju perubahan alami meningkat hingga puncaknya pada akhir tahap ini. Kematian bayi turun dan harapan hidup meningkat.
200 tahun yang lalu di negara-negara Eropa, Revolusi Industri menghasilkan perkembangan dalam berbagai sektor teknologi yang berpengaruh besar pada kehidupan manusia, termasuk di dalamnya membantu manusia mendapatkan tempat tinggal yang lebih sehat dan kehidupan yang lebih nyaman. Pada negara-negara berkembang, adanya transfer teknologi vaksin, obat-obatan, dan teknologi kesehatan lainnya sekitar 50 tahun yang lalu membantu negara-negara berkembang mengendalikan penyakit infeksi seperti malaria dan tuberkulosis sehingga dapat menurunkan angka kematian.
Tahap 3: Late Expanding
Sumber: Wikimedia Commons
Pada tahap ketiga, angka kelahiran mulai menurun menyusul angka kematian. Hal ini disebabkan oleh perubahan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Orang-orang memilih untuk memiliki lebih sedikit anak, karena keluarga besar tidak lagi menjadi aset ekonomi ketika sebuah keluarga pindah dari desa ke kota. Selain itu, beberapa negara belakangan ini juga menerapkan aturan yang melarang banyak anak dalam keluarga.
Beberapa faktor seperti akses ke kontrasepsi, kenaikan upah, urbanisasi, penurunan pertanian subsisten, peningkatan status dan pendidikan perempuan, peningkatan investasi orang tua dalam pendidikan anak dan perubahan sosial lainnya juga berpengaruh dalam penurunan angka kelahiran pada tahap ketiga. Pada masa ini, angka harapan hidup juga terus meningkat.
Tahap 4: Low Stationary
Sumber: Wikimedia Commons
Pada tahap keempat, angka kelahiran dan kematian sama sama rendah. Fluktuasi yang terjadi rendah dan petumbuhan populasi lambat. Angka kematian sedikit meningkat seiring dengan peningkatan usia rata-rata penduduk. Namun, harapan hidup masih meningkat karena angka kematian berdasarkan usia terus menurun. Kebayanyakan negara-negara Eropa saat ini berada pada tahapan transisi demografi keempat.
Tahap 5: Perbedaan Pendapat
Sumber: Wikimedia Commons
Pada awalnya, model transisi demografi hanya memiliki 4 tahapan mulai dari masa di mana angka kelahiran dan kematian sama-sama tinggi, hingga ke tahap di mana angka kelahiran dan kematian menjadi rendah. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa setelah tahap keempat angka kelahiran akan kembali naik dan beberapa ahli lainnya berpendapat sebaliknya, angka kelahiran akan menurun dan populasi akan mulai menyusut.
Pada beberapa negara seperti Jepang dan Bulgaria, saat ini populasi mulai menua dan angka kelahiran sudah menurun hingga ke bawah batas dari replacement level. Tanpa adanya pertumbuhan penduduk dari migrasi, populasi pada negara-negara tersebut akan terus menurun.
Referensi:
Greiner, Alyson L. Visualizing Human Geography. Wiley, 2014.
Bjelland, Mark D., et al. Human Geography: Landscapes of Human Activity. McGraw Hill Education, 2020.
Rubenstein, James M. Contemporary Human Geography. Pearson, 2015.
Nagle, Garrett. Cambridge International AS and A Level Geography. Hodder Education, 2016.
20 Fastest-shrinking countries in the world. https://www.businessinsider.com/the-fastest-shrinking-countries-in-the-world-declining-populations?r=US&IR=T
Foto: Pexels