Geografi sebagai sebuah bentuk ilmu pengetahuan telah berkembang dengan sangat signifikan dalam sejarahnya yang bermula dari zaman Yunani kuno, hingga ke abad digital saat ini. Geografi menjadi ilmu yang berfokus pada studi tentang tempat dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Dalam usaha untuk memahami geografi, terdapat beberapa konsep yang esensial dalam memahami geografi. Menurut Ikatan Geograf Indonesia (IGI), terdapat 10 konsep geografi yang mendasar dalam ilmu geografi. Konsep-konsep tersebut adalah Lokasi, Jarak, Keterjangkauan, Pola, Morfologi, Aglomerasi, Interaksi, Nilai Kegunaan, Diferensiasi Area, dan Keterkaitan Keruangan.
Konsep Lokasi
Konsep geografi yang pertama adalah Lokasi. Lokasi adalah konsep geografi yang mengacu pada letak suatu objek di permukaan bumi. Secara umum, konsep lokasi dibagi menjadi dua, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
Lokasi Absolut
Lokasi absolut menjelaskan posisi mutlak suatu objek dalam ruang, misalnya menggunakan koordinat astronomisnya. Lokasi absolut bersifat statis dan tidak bisa berubah karena menggunakan parameter yang tetap, yaitu garis astronomis bumi.
Lokasi absolut berdasarkan koordinat astronomis menggunakan koordinat lintang dan bujur dari letak objek tersebut. Contoh dari penggunaan lokasi absolut adalah sebagai berikut.
“Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan 95°BT-141°BT.”
Lokasi Relatif
Berbeda dengan konsep lokasi absolut, lokasi relatif tidak menggunakan acuan yang tetap dalam mendeskripsikan lokasi. Lokasi relatif menggunakan objek lain dan kondisi di sekitarnya dalam mendeskripsikan sebuah lokasi. Karena ini juga, lokasi relatif suatu objek bisa berubah ubah tergantung dengan objek lain yang menjadi acuannya.
Contoh dari penggunaan lokasi relatif adalah pada “Secara geografis, lokasi Indonesia terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Hindia dan Pasifik).”
Konsep Jarak
Jarak menyatakan ruang yang terdapat di antara dua buah objek. Sama halnya seperti konsep lokasi, jarak juga bisa dibedakan menjadi jarak absolut dan relatif.
Jarak Absolut
Jarak absolut adalah jarak antara dua buah objek yang dinotasikan dalam satuan panjang, seperti meter, kilometer, maupun mil. Konsep jarak absolut bersifat tetap dan tidak dapat diubah-ubah, sama seperti pada konsep lokasi absolut.
Contoh dari jarak absolut adalah “Surabaya berjarak 800 km dari Jakarta” atau “Jarak bumi ke bulan adalah 384,400 km.”
Jarak Relatif
Selain jarak absolut yang menyatakan ruang secara mutlak, terdapat juga konsep jarak secara relatif. Jarak relatif menyatakan jarak antara 2 buah objek dengan pertimbangan tertentu, misalnya menggunakan satuan waktu.
Konsep jarak menggunakan satuan waktu juga mengikut sertakan pertimbangan-pertimbangan lain yang memengaruhi misalnya, moda transportasi yang digunakan, kondisi rute yang dihadapi, maupun kondisi lalu lintas di rute tersebut.
Penggunaan konsep jarak relatif ada pada “Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 11 jam perjalanan jika menggunakan kereta api dari Jakarta.”
Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan mengacu pada kemudahan untuk mencapai suatu objek yang dipengaruhi faktor lain yang mempengaruhi seperti faktor geografis. Jarak yang dekat bukan berarti mudah untuk dijangkau. Mudah atau tidaknya untuk menjangkau suatu objek/lokasi sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana untuk menjangkau objek/lokasi tersebut.
Konsep keterjangkauan ada pada hal berikut. “Dulu, pulau Madura sulit untuk dijangkau dari Surabaya karena harus menggunakan kapal.” Saat ini, setelah rampungnya jembatan Suramadu “Pulau Madura mudah dijangkau dari Surabaya melalui jembatan Suramadu.”
Hal ini menunjukkan jarak antara kedua lokasi tetap sama namun dengan adanya sarana penunjang, suatu objek/lokasi biasa lebih mudah untuk dijangkau.
Konsep Pola
Pola adalah susunan atau penyebaran objek/fenomena pada ruang di muka bumi. Pola juga bisa diartikan sebagai susunan geometris yang beraturan dari suatu objek atau fenomena.
Sumber: Wikimedia Commons
Pola pemukiman linear yang mengikuti jalan yang ditunjukkan pemukiman pada gambar di atas merupakan salah satu konsep pola. Pembangunan rumah dan bangunan pada desa tersebut membetuk sebuah pola yang mengikuti bentuk jalan.
Konsep Morfologi
Konsep geografi ini menjelaskan tentang bentukan permukaan bumi akibat proses alami maupun buatan manusia pada suatu lokasi. Bentukan bentukan pada permukaan bumi seperti sungai, gunung, pantai, dan lereng juga menjadi bahasan penting dalam geografi.
Morfologi suatu daerah diperlukan untuk menganalisis potensi suatu wilayah. “Jakarta terletak di antara 13 sungai besar” atau “Kota Bandung terletak di dataran tinggi.”
Sumber: Pexels.com
Konsep Aglomerasi
Aglomerasi pada intinya adalah kecenderungan pengelompokan fenomena atau objek pada suatu wilayah. Aglomerasi erat kaitannya dengan ekonomi. Salah satu aspek dari aglomerasi adalah bahwa perusahaan-perusahaan seringkali berada berdekatan satu sama lain.
Contoh aglomerasi dari sisi ekonomi adalah dengan industri sering kali terpusat di kawasan ekonomi khusus yang memusatkan aktivitas-aktivitas ekonomi pada satu tempat. Konsep aglomerasi juga terdapat pada kawasan perkotaan yang saling terhubung yang membentuk sebuah aglomerasi perkotaan.
Konsep Interaksi dan interdependensi
Konsep interaksi dan interdependensi berkaitan dengan hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara suatu objek/lokasi dengan objek/lokasi lainnya.
Setiap lokasi memiliki potensi dan kebutuhan yang berbeda satu sama lain dengan lokasi lainnya. Oleh karena itu, akan selalu terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Konsep interaksi/interndependensi ada pada hubungan antara desa dan kota. Warga kota memerlukan bahan makanan dari desa, sedangkan warga desa membutuhkan teknologi dari desa.
Contoh lainnya ada pada interaksi antara negara maju dan negara berkembang. Negara maju membutuhkan tenaga kerja murah yang ada pada negara berkembang dan negara berkembang memerlukan dana dan modal yang dimiliki negara maju.
Konsep Nilai Kegunaan
Setiap objek/lokasi memiliki manfaat dan nilai guna yang bersifat relatif dan tidak sama bagi setiap orang. Kelebihan yang dimiliki suatu tempat/objek tertentu pastinya memiliki nilai kegunaan yang berbeda berdasarkan fungsinya.
Contohnya, “Daerah dengan pemandangan yang indah cocok untuk dijadikan tempat wisata” dan “Daerah dengan tanah yang subur bisa dimanfaatkan menjadi lahan pertanian yang produktif.”
Konsep Diferensiasi Area
Setiap daerah pastinya memiliki keunikan dalam karakteristik wilayahnya. Diferensiasi Area digunakan untuk menjelaskan keunikan atau karakteristik yang khas dari suatu daerah.
Contohnya dari konsep diferensiasi area adalah “Masyarakat yang hidup di dekat pantai umumnya berprofesi sebagai nelayan” dan “Pakaian yang terbuat dari bahan katun cocok untuk digunakan di daerah panas.”
Konsep Keterkaitan Keruangan
Konsep geografi ini menunjukkan hubungan sebab akibat antar satu wilayah dengan wilayah lainnya. Konsep keterkaitan keruangan menjelaskan bahwa sesuatu yang terjadi di suatu wilayah tertentu bisa saja disebabkan oleh aktivitas di wilayah lain.
Mirip dengan konsep interaksi, namun konsep ini lebih merujuk kepada hubungan sebab akibat dibanding dengan saling pengaruh pada konsep interaksi.
Contoh dari konsep ini adalah “Daerah hilir mengalami banjir karena pembangunan tidak terkontrol di daerah hulu.”
Referensi
https://en.wikipedia.org/wiki/Economies_of_agglomeration
https://www.gislounge.com/basic-geographic-concepts/